SD Negeri 4 Purwokerto Lor

SD Negeri 4 Purwokerto Lor
Pemberian Sodaqoh Menjelang Idul Fitri 1432 H

Kamis, 21 Juli 2011

Sekilas Tentang Fatim

Kemiskinan yang mendera masyarakat selama ini memunculkan banyak kaum dhuafa (kaum lemah) dan kaum mustadhafin (kaum tertindas), seperti kaum miskin, fakir, perempuan, orang yang terlilit hutang, anak yatim, dan lain-lain. Dari segi Ekonomi adalah mereka yang fakir dan miskin. Dari segi Fisik  adalah mereka yang kurang tenaga. Dari segi Otak  adalah mereka yang bodoh/jahiliyah. Dari segi Sikap  adalah mereka yang terbelakang.  Semua itu karena tertekan keadaan  & bukan karena malas.
            Kaum dhuafa’ (lemah) terlahir dari kekerasan negara. Mereka terdiri dari orang-orang yang terlantar, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Kaum dhuafa’ ialah orang-orang yang menderita hidupnya secara sistemik, yang setiap hari berjuang melawan kemiskinan.
            Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (QS. 107 : 1-3).
            Sepantasnyalah kita tanpa berpikir panjang, untuk meluangkan yang dapat kita perbuat untuk mereka, karena mereka adalah saudara kita.
Didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al Qur'an :
إنَّمَـاالـْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ
Hanyalah orang-orang beriman itu bersaudara
Dan Sabda Rasulullah SAW:
لاََيُؤْمِنُ أََحَدُكـُمْ حَتىَّ يُحِبَّ لأخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفسِه
Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sehingga dia mencintai Saudaranya sama seperti mencintai dirinya sendiri.
Pesan Rasulullah SAW adalah, untuk mendekati simiskin & melihat ke bawah dengan cara;
  • Menyantuni ( bersikap ramah ) Dengan ucapan dan lain-lain
  • Menolong (Dengan harta, tenaga, fikiran, dll)
  • Tidak melecehkan (Menganggap sama dan sederajat)
”Kaadal Fakru ayyakuuna Kufran”
Hampir saja kemiskinan mendekatkan kedpada kekufuran.
Kesetiakawanan dan cinta kasih inilah yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya. Inilah ajaran iman dan amal shalih yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berupa akhlak rabbani dan akhlak insani.
            Beberapa kutipan di atas yang diambil dari http://wizaradnan.blogspot.com adalah sebuah spirit/dorongan untuk memperhatikan ”mereka” yang membutuhkan.
Banyak sudah panti-panti jompo, anak yatim/piatu & tempat-tempat lainnya yang menampung mereka.  Begitu pula ada beberapa yayasan yang memperhatikan mereka dengan cara menyantuni atau yang disebut sbg. ”yayasan penyantun”.
            Alhamdulillah Yayasan FATIM yang baru berdiri resmi tgl 13 April 2011 lalu, sudah mulai melakukan santunan dari titipan sedekah Dermawan, sejak 3 tahun yl.  Hingga sekarang Yayasan FATIM sudah mempunyai + 100 keluarga Dhuafa & lebih dari 100 anak yatim/piatu & terlantar.
Semula memang Yayasan FATIM hanya menyantuni Dhuafa, namun atas permintaan seorang Dermawan, FATIM mencari ”data” 100 anak Yatim/Piatu di luar panti asuhan.
Subhanallah, hanya melalui 9 SD (Sekolah Dasar) Negeri yang lokasinya tidak jauh dari sekretariat Yayasan, FATIM mendapatkan lebih dari 100 data anak yatim/piatu dan beberapa anak terlantar. Sungguh suatu hal yang diluar dugaan, karena FATIM sudah menyiapkan surat resmi meminta data tsb untuk 35 SD Negeri.
            Sementara jumlah yang FATIM santuni masih dibatasi, mengingat Yayasan FATIM masih memerlukan keikhlasan para Dermawan yang berniat menitipkan sebagian rejeki titipan Allah SWT, untuk disalurkan kepada dhuafa & anak yatim santunan FATIM.
Insya Allah, jika Allah SWT mengijinkan... FATIM berniat membangun RUMAH FATIM, berupa rumah singgah yang merupakan pusat kegiatan dhuafa & anak yatim yang bertujuan untuk membekali diri mereka sendiri, dengan berbagai ketrampilan & usaha serta pendidikan.

”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah SWT, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”                                                            (QS. An Nisa’: 114)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar